Dewasa sebelum
saatnya, mereka selalu mengikuti gaya dari apa yang mereka lihat. Kebiasaan
merokok dari kecil karena mereka melihat ayah mereka merokok, dan hampir semua
orang dewasa disekitar mereka merokok. Ditambah lagi semua warung menjual rokok
dan anak-anak tanpa batasan umur boleh membelinya. Seandainya bayi-bayi itu
bisa berjalan ke warung dengan sendirinya dan ingin membeli rokok niscaya
penjaga warung akan menjualnya. Sebab untung lebih penting bagi mereka
ketimbang harus tahu siapa pembeli dan apa akibat dari barang yang dibeli.
Pernah saya bertanya
kepada seorang penjual rokok dengan warung grosir kecil miliknya, saya bertanya
berapa omset dari penjualan rokok dalam satu pekan? Dia menjawab waahhh banyak
mas… dalam satu minggu saja bisa 150 juta. Dan kembali saya lihat warungnya
tidak lebih dari 5x3 meter saja… subhanallah pendapatan yang luar biasa dan
naudzubillah ternyata itu hanya omset dari penjualan rokok.
Terkadang saya jijik
melihat anak sekolahan merokok, petantang-petenteng kesana-kemari denga n
menghisap rokok sambil berjalan, berlari, sedang diatas motor yang abu rokoknya
mengganggu bagi pengendara dibelakangnya… ingin rasanya berteriak dan melempari
mereka agar tidak merokok sembarangan. Sebab menurut penelitian perokok pasif
justru lebih berbahaya. Tapi krena pernyataan itu pula mereka berdalih,
ketimbang menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya mending jadi perokok
aktif yang bahayanya hanya sedikit. Gilaaa…..
Belum lagi dengan
sejumlah anekdot sesat yang menguntungkan bagi perokok. Anak muda sekarang
sering kena musibah dengan kata-katta sihir ilmu hitam yang kalimatnya gak laki
klo gk merokok. Padahal banci dan PSK hampir semuanya merokok… apakah mereka
juga mau disamakan dengan banci atau PSK??? Memang kalimat itu sihir dari ilmu
hitam. Lalu pergaulan mereka rusak dan sudah merencanakan sakit dihari tua,
sebab dampak rokok bisa saja tidak dirasakan di usia muda akan tetapi mati
diusia tua dengan kondisi yang mengenaskan.
Ditambahlagi
kebijakan sesat pemerintah tentang rokok. Entahlahhh, semuanya sudah sesat dan
menyesatkan hanya gara-gara rokok bisa menghidupkan perekonomian orang lemah.
Padahal ia bisa mematikan bagi orang
kuat.
Generasi muda saat
ini harus segera diselamatkan, dan dengan program apapun itu yang bisa menjauhi
mereka dari buruknya dampak rokok. Dampak sosial dan ekonomi. Bayangkan saja
para pekerja bangunan itu berani menghabiskan uang untuk membeli rokok 10 ribu
sehari dan kalau dikalikan 30 hari bisa menghasilkan duit 300 ribu/ bulan.
Padahal penghasilan mereka tidak lebih dari 700 ribu-1 jt/bulan. Bagaimana
kalau alokasi duit rokok itu di jadikan sebagai tabungan kesehatan atau hari
tua, atau bisa dimanfaatkan sebagai bekal pendidikan anak yang nilai
investasinya bisa dinikmati seumur hidup… akan luarbiasa hasilnya. Kita tidak
harus menunggu pemerintah bisa memperhatikan masalah ini. Mungkin kita semua
bisa memulainya dari sekarang.