Jumat, 06 Desember 2013

Banjir menghantui kita........

Kasihan sekali para ibu-ibu yang tidur malamnya tidak kunjung lelap, sebab hujan malam itu tak kunjung reda. Bila ia bisa tidur dengan lelap, kemungkinan air luapan dari sungai, selokan yang tak mampu menampung debit air hujan akan masuk kerumah-rumah mereka, membasahi dan bahkan menenggelamkan semua perabotan rumahtangga, alat-alat elektronik dan anak-anak mereka yang telah tertidur pulas.

Konon kota Pekanbaru nan bertuah itu dah lama jadi kota berkuah, semenjak pertumbuhan kota semakin menggila, sepanjang jalan dan pandangan mata banyak jejeran ruko berdiri, tak serupa dan tak sama warna, badan jalan yang sudah beralih fungsi jadi lahan parkir, pejalan kaki pun semakin segan melewati jalan sebab kota semakin tidak ramah dengan mereka. Bila hujan turun…hanya hitungan menit bisa dipastikan jalanan akan berubah menjadi kolam raksasa.

Daerah pinggiran kota yang dulu rawa dan daerah resapan kini sudah berubah jadi perumahan, maka wajar saja saat banjir tinggi air yang menggenangi perumahan itu bisa mencapai dada orang dewasa. Parit, selokan dan sungai-sungai sudah menyempit dan dangkal. Pernah dulu adan niatan membuat master plan "Water Front City" mungkin ingin mencontoh venesia di eropa. tapi itu hanya usulan yang hampir jadi igauan, nyaris tak tersentuh apalagi dilaksanakan.

Bisa saja kita berdalih kejadian ini menimpa hampir disemua kota-kota dibelahan dunia. Tapi, apakah benar kita ingin disamakan dengan kota-kota yang senantiasa banjir bila hujan turun? Tentu tidak adalah jawaban kita. 

Berbenah dan memperbaiki tata kota adalah jawaban semuanya, membangun selokan dan memperbaiki drainase sebelum membangun perumahan dan jalanan besar. Membuat suangai-sungai baru dan pengerukan sungai-sungai lama yang dangkal. Membuka ruang hijau dan serapan air serta menghidupkan kembali ekosistem perairan agar alam kembali berbaik hati dengan kita.

Zhaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat andinnas” telah jelas alam yang rusak karna kita semua, maka hanya kita bersama pula yang bisa memperbaikinya. “Qad gharasa man qablana fa akalna, wa naghrisu nahnu liya`kula man ba’dana” Hari ini kita merancang untuk masa depan anak cucu kita yang lebih baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar